Pemimpin Amanah
Saat ini, sangat sulit untuk mencari sosok pemimpin yang mau
benar-benar memperhatikan dan mendengar keluhan rakyatnya, tanpa memandang
siapa dia dan apa pekerjaannya. Kebanyakan para pemimpin di negara ini, hanya
mau mendengar apa yang diucapkan oleh mereka yang punya kedudukan atau mereka
yang memiliki uang banyak.
Beberapa waktu yang lalu, banyak media memberitakan kisah pengusiran seorang
bapak berumur lima puluh satu tahun bernama Kasdi oleh petugas keamanan
Mahkamah Agung (MA). Hal ini terjadi karena sang bapak tidak memakai sepatu dan
baju yang rapi. Kasdi yang hanya berprofesi sebagai pencari ikan di rawa-rawa,
tidak mampu untuk membeli sepasang sepatu, padahal tujuan Kasdi ke Mahkamah
Agung yaitu hendak menanyakan proses kasasi anaknya yang terkait kasus narkoba.
Lain halnya dengan para pejabat atau pengusaha, yang menggunakan sepatu
mengkilat dengan balutan jas necis dan kaca mata, sebagai onderdil tambahan
untuk membangun kharismanya. Tentu saja mereka akan dilayani dengan sangat
ramah, bahkan bisa jadi diantar langsung menemui sang pimpinan. Mau tidak mau,
suka tidak suka, inilah yang terjadi dinegeri ini, dan kejadian seperti yang
dialami oleh Bapak Kasdi dianggap hal yang biasa.
Pada tahun 2014 nanti, bangsa ini akan memilih sang pemimpin yang akan
menahkodakan perahu Republik Indonesia ini lima tahun ke depan. Walaupun masih
dua tahun lagi, tetapi para kandidat calon pemimpin bangsa telah bermunculan
satu demi satu.
Partai politik sibuk memperkenalkan sang calon pemimpin dan mengerahkan para
satgasnya untuk lebih sering terjun kelapangan, dan melakukan beragam kegiatan
dalam upaya merebut simpati rakyat, terutama rakyat kecil yang mudah untuk di
iming-imingi dengan sembako dan pengobatan gratis.
Hal yang lebih mengagetkan lagi yaitu, kemunculan calon pemimpin yang berasal
dari kalangan artis, sebut saja kehadiran raja dangdut Rhoma Irama sebagai
calon presiden yang dijagokan oleh dua partai besar peserta pemilu. Ketenaran
raja dangdut yang sudah puluhan tahun menghibur masyarakat dan memiliki jumlah
penggemar yang mencapai ribuan bahkan mungkin jutaan, merupakan sosok yang
pantas dilirik sebagai calon presiden pada tahun 2014 nanti.
Faktor keterlibatan artis dalam upaya menarik hati para pemilih merupakan
senjata pamungkas bagi partai politik. Berbagai upaya akan dilakukan demi
menarik simpati rakyat, dan calon pemimpin yang mereka usung bisa terpilih.
Tetapi pada akhirnya, semua kembali ke tangan rakyat. Senandung yang selama ini
didendangkan untuk sang pemimpin, semoga saja membawa perubahan bagi sang
rakyat. Pengalaman Pemilukada DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu, telah
menjadi pelajaran berharga bagi seluruh partai politik peserta pemilu 2014
nanti. Banyaknya dukungan parpol terhadap sang calon pemimpin, bukanlah
jaminanan sebagai pemenang, tetapi figur ketokohanlah yang menjadi kunci
kemenangan.
Semoga saja dimasa yang akan datang, akan terpilih sang pemimpin yang mengerti
kebutuhan rakyatnya, mengerti kesulitan yang dialami rakyatnya dan meletakkan
kepentingan rakyat diatas segala-galanya. Amin
Beberapa waktu yang lalu, banyak media memberitakan kisah pengusiran seorang bapak berumur lima puluh satu tahun bernama Kasdi oleh petugas keamanan Mahkamah Agung (MA). Hal ini terjadi karena sang bapak tidak memakai sepatu dan baju yang rapi. Kasdi yang hanya berprofesi sebagai pencari ikan di rawa-rawa, tidak mampu untuk membeli sepasang sepatu, padahal tujuan Kasdi ke Mahkamah Agung yaitu hendak menanyakan proses kasasi anaknya yang terkait kasus narkoba.
Lain halnya dengan para pejabat atau pengusaha, yang menggunakan sepatu mengkilat dengan balutan jas necis dan kaca mata, sebagai onderdil tambahan untuk membangun kharismanya. Tentu saja mereka akan dilayani dengan sangat ramah, bahkan bisa jadi diantar langsung menemui sang pimpinan. Mau tidak mau, suka tidak suka, inilah yang terjadi dinegeri ini, dan kejadian seperti yang dialami oleh Bapak Kasdi dianggap hal yang biasa.
Pada tahun 2014 nanti, bangsa ini akan memilih sang pemimpin yang akan menahkodakan perahu Republik Indonesia ini lima tahun ke depan. Walaupun masih dua tahun lagi, tetapi para kandidat calon pemimpin bangsa telah bermunculan satu demi satu.
Partai politik sibuk memperkenalkan sang calon pemimpin dan mengerahkan para satgasnya untuk lebih sering terjun kelapangan, dan melakukan beragam kegiatan dalam upaya merebut simpati rakyat, terutama rakyat kecil yang mudah untuk di iming-imingi dengan sembako dan pengobatan gratis.
Hal yang lebih mengagetkan lagi yaitu, kemunculan calon pemimpin yang berasal dari kalangan artis, sebut saja kehadiran raja dangdut Rhoma Irama sebagai calon presiden yang dijagokan oleh dua partai besar peserta pemilu. Ketenaran raja dangdut yang sudah puluhan tahun menghibur masyarakat dan memiliki jumlah penggemar yang mencapai ribuan bahkan mungkin jutaan, merupakan sosok yang pantas dilirik sebagai calon presiden pada tahun 2014 nanti.
Faktor keterlibatan artis dalam upaya menarik hati para pemilih merupakan senjata pamungkas bagi partai politik. Berbagai upaya akan dilakukan demi menarik simpati rakyat, dan calon pemimpin yang mereka usung bisa terpilih.
Tetapi pada akhirnya, semua kembali ke tangan rakyat. Senandung yang selama ini didendangkan untuk sang pemimpin, semoga saja membawa perubahan bagi sang rakyat. Pengalaman Pemilukada DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu, telah menjadi pelajaran berharga bagi seluruh partai politik peserta pemilu 2014 nanti. Banyaknya dukungan parpol terhadap sang calon pemimpin, bukanlah jaminanan sebagai pemenang, tetapi figur ketokohanlah yang menjadi kunci kemenangan.
Semoga saja dimasa yang akan datang, akan terpilih sang pemimpin yang mengerti kebutuhan rakyatnya, mengerti kesulitan yang dialami rakyatnya dan meletakkan kepentingan rakyat diatas segala-galanya. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar