Kisruh Negeri Ini Tak Habis-Habis
Kisruh cocoknya disebut kisah rusuh, merupakan
potret perjalanan bangsa ini sejak zaman kemerdekaan hingga entah zaman apa
lagi kedepan. Kisruh bangsa ini tiada lain tercipta oleh aktor kekisruhan itu
sendiri. Siapa aktor kekisruhan? Jawabannya, kita sendiri. Kita sendiri? Ya
tentu saja kita sendiri. Alasannya? Siapa lagi yang menciptakan kegoncangan
dinegeri kita kalau bukan kita sendiri.
Amerika Serikat dan sekutunya mampu membuat
kekisruhan dinegara lain, tetapi lebih parah lagi kita membuat kekisruhan
dinegara sendiri, ibarat memberontak dirumah pribadi. Malaysia sering
menyenggol emosi Indonesia tetapi tak sampai terjun langsung menyandra kita,
lebih parah lagi kita sebagai bangsa Indonesia, menciptakan sandra dirumah
sendiri. Siapa yang disebut sandra? Sandra itu tidak lain adalah diri saudara
kita sendiri yang juga bagian dari diri kita.
Sandra tidak selamanya sebagai tahanan, baik itu
tahanan perang maupun tahanan politik, tetapi lebih dari itu kita menyandra
diri sendiri dan saudara sendiri pada perangkap yang kita ciptakan sendiri,
juga sandra bukan sebagai nama wanita cantik. Perhatikan konflik horizontal
yang terjadi dari masa ke masa dinegeri ini, bukankah itu akibat sandra? Paling
tidak sandra idealisme, sandra oportunisme, sandra kekuasaan dan popularitas.
Politisi sibuk mengurus masalah intern kadernya,
seluruh simpatisan pun tersandra pikirannya, ikut membebankan diri memikirkan
nasib kader yang dinyatakan bersalah. Masyarakat pun tersandra pikirannya,
publik menjadi haus berita, diarahkan kemana penyelesaian masalahnya, akibatnya
lupa kondisi bahwa sebenarnya rakyat masih miskin, sadar akan hal itu,
masyarakat pun tetap tak berkutik, karena sudah disandra perhatiannya tentang
masalah negeri dan disandra kemiskinan.
Kejadian demi kejadian yang menimbulkan
keteganagan, menganggu keamanan negeri ini terus bermunculan dari berbagai
arah, mulai dari gerakan separatis, gerakan teroris, hingga isu membentuk
negara dalam negara. Entah sampai kapan masalah ini akan menghiasi dan
meramaikan warna negeri ini. Kisruh-kisruhan terus berlanjut dengan bentuk yang
lain, kemiskinan makin tak terperhatikan, masalah sosial masih menjadi beban,
lagi-lagi kisruh lama, tumbuh tercipta masalah baru dari tubuh PSSI, menambah
deretan masalah negeri ini.
Parahnya, manusia kita seakan tak kenal dosa pada
diri sendiri, ketika ada seorang tokoh publik melakukan kesalahan dianggap
layak menjadi komsumsi publik, berita ini itu pun bermunculan, hujatan
sana-sini, pengakuan akan kesalahan orang lain terlalu besar, sementara diri
sendiri pun pernah melakukan dosa.
Selain itu, meski hujatan terus dialamatkan,
diguyur deras bagai hujan mengguyur deras, uapaya menunda masalah pun sering
terjadi. Berapa banyak kasus korup dinegeri ini lalu terus tertunda
persoalannya, berapa banyak tokoh bangsa ini melakukan kesalahan lalu tidak
segera diproses, padahal orang miskin melakukan dosa proses menuju penjara pun
begitu cepat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar