Kamis, 08 Januari 2015

Artikel (Kisruh Negeri Ini Tak Habis-Habis)



Kisruh Negeri Ini Tak Habis-Habis


Kisruh cocoknya disebut kisah rusuh, merupakan potret perjalanan bangsa ini sejak zaman kemerdekaan hingga entah zaman apa lagi kedepan. Kisruh bangsa ini tiada lain tercipta oleh aktor kekisruhan itu sendiri. Siapa aktor kekisruhan? Jawabannya, kita sendiri. Kita sendiri? Ya tentu saja kita sendiri. Alasannya? Siapa lagi yang menciptakan kegoncangan dinegeri kita kalau bukan kita sendiri.
Amerika Serikat dan sekutunya mampu membuat kekisruhan dinegara lain, tetapi lebih parah lagi kita membuat kekisruhan dinegara sendiri, ibarat memberontak dirumah pribadi. Malaysia sering menyenggol emosi Indonesia tetapi tak sampai terjun langsung menyandra kita, lebih parah lagi kita sebagai bangsa Indonesia, menciptakan sandra dirumah sendiri. Siapa yang disebut sandra? Sandra itu tidak lain adalah diri saudara kita sendiri yang juga bagian dari diri kita.
Sandra tidak selamanya sebagai tahanan, baik itu tahanan perang maupun tahanan politik, tetapi lebih dari itu kita menyandra diri sendiri dan saudara sendiri pada perangkap yang kita ciptakan sendiri, juga sandra bukan sebagai nama wanita cantik. Perhatikan konflik horizontal yang terjadi dari masa ke masa dinegeri ini, bukankah itu akibat sandra? Paling tidak sandra idealisme, sandra oportunisme, sandra kekuasaan dan popularitas.
Politisi sibuk mengurus masalah intern kadernya, seluruh simpatisan pun tersandra pikirannya, ikut membebankan diri memikirkan nasib kader yang dinyatakan bersalah. Masyarakat pun tersandra pikirannya, publik menjadi haus berita, diarahkan kemana penyelesaian masalahnya, akibatnya lupa kondisi bahwa sebenarnya rakyat masih miskin, sadar akan hal itu, masyarakat pun tetap tak berkutik, karena sudah disandra perhatiannya tentang masalah negeri dan disandra kemiskinan.
Kejadian demi kejadian yang menimbulkan keteganagan, menganggu keamanan negeri ini terus bermunculan dari berbagai arah, mulai dari gerakan separatis, gerakan teroris, hingga isu membentuk negara dalam negara. Entah sampai kapan masalah ini akan menghiasi dan meramaikan warna negeri ini. Kisruh-kisruhan terus berlanjut dengan bentuk yang lain, kemiskinan makin tak terperhatikan, masalah sosial masih menjadi beban, lagi-lagi kisruh lama, tumbuh tercipta masalah baru dari tubuh PSSI, menambah deretan masalah negeri ini.
Parahnya, manusia kita seakan tak kenal dosa pada diri sendiri, ketika ada seorang tokoh publik melakukan kesalahan dianggap layak menjadi komsumsi publik, berita ini itu pun bermunculan, hujatan sana-sini, pengakuan akan kesalahan orang lain terlalu besar, sementara diri sendiri pun pernah melakukan dosa.
Selain itu, meski hujatan terus dialamatkan, diguyur deras bagai hujan mengguyur deras, uapaya menunda masalah pun sering terjadi. Berapa banyak kasus korup dinegeri ini lalu terus tertunda persoalannya, berapa banyak tokoh bangsa ini melakukan kesalahan lalu tidak segera diproses, padahal orang miskin melakukan dosa proses menuju penjara pun begitu cepat
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar