PENGEMBANGAN PARAGRAF
Nama Kelompok :
- Aji Setyo L
- Muhammad Rizki Akbar
- Rey Rizky Dwi Putra
Paragraf atau alinea berlaku pada
bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan digunakan istilah paraton (Brown dan
Yule, 1996). Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa
yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana.
Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang
hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap
paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan
demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau
kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Pengidentifikasian secara formal
suatu paragraf begitu mudah, karena secara visual paragraf biasanya ditandai
adanya indensasi. Yang menjadi persoalan, apakah bentuk yang secara
visual dikenali sebagai paragraf tersebut secara otomatis berisi satu
satuan pokok pikiran? Idealnya tentulah ya, bila paragraf telah dikembangkan
secara baik. Namun, kenyataannya belum tentu demikian karena belum tentu
paragraf dikembangkan secara benar. Disinilah pentingnya pengembangan
paragraf.
Paragraf diasumsikan berpotensi
terdiri atas beberapa kalimat. Kalimat-kalimat tersebut haruslah dirangkai
sedemikian rupa sehingga menjadi paragraf yang baik, yaitu paragraf yang
memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Pendistribusian
kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas haruslah menggunakan cara yang jelas
sehingga dapat dirumuskan strukturnya. Kalimat-kalimat dalam paragraf dapat
dikategorikan menjadi kalimat utama, dan kalimat penjelas. Ada pula yang
menambah satu lagi yaitu kalimat penegas. Kalimat penegas pada hakikatnya
sama dengan kalimat topik, hanya saja kalimat penjelas biasanya merupakan
penyimpulan, sehingga tidak pernah terdapat pada awal paragraf. Struktur
paragraf biasanya dikaitkan dengan pengurutan letak kalimat utama, dan
kalimat-kalimat penjelas. Khusus paragraf naratif dan deskriptif tidak dapat
ditemukan kalimat utama dan kalimat penjelas.
Atas dasar kategori kalimat dalam
paragraf tersebut, secara garis besar struktur paragraf (selain paragraf narasi
dan deskripsi) dapat dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu:
(1) Kalimat
utama pada awal paragraf dan diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas,
(2) Kalimat
pada akhir paragraf dan didahului dengan kalimat-kalimat penjelas, serta
(3) Kalimat
utama terdapat pada awal dan akhir paragraf, diselingi dengan kalimat-kalimat
penjelas.
Pengembangan
paragraf Berdasarkan Teknik
Pengembangna paragraf yang pertama
dapat dilihat dari sudut pandang teknik. Berdasarkan tekniknya pengembangan
paragraf dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(1)
pengembangan secara alamiah
(2)
pengembangan secara logis.
Pengembangan Secara Alamiah
Paragraf yang dikembangkan
berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis. Hal itu berarti kalimat yang satu
mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan, dan
diikuti oleh kalimat- kalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau
waktu kegiatan dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan cara ini tidak
dijumpai adanya kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini biasanya
digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.
Paragraf yang dikembangkan
berdasarkan urutan ruang atau tempat membawa pembaca dari satu titik ke titik
berikutnya dalam sebuah “ruangan”. Hal itu berarti kalimat yang satu
mengungkapkan suatu bagian (gagasan) yang terdapat pada posisi tertentu, dan
diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang berada pada
posisi yang lain. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini tidak boleh
sembarangan, sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca mengalami
kesulitan memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf
deskriptif.
Pengembangan Secara Logis
Pengembangan paragraf secara logis
maksudnya adalah pengembangan paragraf menggunakan pola pikir tertentu.
Pengembangan paragraf secara logis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
klimaks-antiklimaks, dan umum-khusus. Paragraf yang dikembangkan
klimaks-antiklimaks dibagi menjadi dua, yang pertama klimaks, dan yang kedua
antiklimaks. Pengembangan paragraf secara klimaks dilakukan dengan cara
menyajikan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan
bawahan, kemudian diakhiri dengan gagasan yang paling tinggi/atas/kompleks
kedudukannya atau kepentingannya. Sebaliknya, pengembangan paragraf secara
antiklimaks dilakukan dengan terlebih dulu gagasan yang dianggap
palingtinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti
dengan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan
bawahan, gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah kedudukannya.
Pengembangan paragraf berdasarkan
kriteria umum-khusus, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu paragraf yang
dikembangkan dengan cara umum ke khusus, dan khusus ke umum. Paragraf yang
dikembangkan secara umum ke khusus berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan
umum yang biasanya merupakan gagasan utama, kemudian diikuti dengan gagasan
khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian.
Paragraf yang dikembangkan dengan
cara umum ke khusus ini biasa disebut dengan paragraf deduktif. Paragraf yang
dikembangkan secara khusus ke umum berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan
khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian, kemudian diikuti dengan gagasan
umum yang biasanya merupakan gagasan utama. Paragraf yang dikembangkan dengan
cara khusus ke umum ini biasa disebut dengan paragraf induktif. Pengembangan
paragraf logis umum-khusus ini, baik dengan cara umum ke khusus (deduktif)
maupun khusus ke umum (induktif), paling banyak digunakan.
Pengembangan paragraf Berdasarkan Isi
Berdasarkan isinya pengembangan
paragraf antara lain dapat dilakukan dengan cara menapilkan perbandingan atau
pertentangan, contoh, sebab-akibat, dan klasifikasi. Berikut disajikan
pengertian keempat cara tersebut secara singkat.
Pertama, pengembangan paragraf
dengan cara pembandingan. Cara pembandingan merupakan sebuah pengembangna paragraf
yang dilakukan dengan membandingkan atau mempertentangkan guna memperjelas
suatu paparan. Kegiatan membandingkan atau mempertentangkan tersebut berupa
penyajian persamaan dan perbedaan antara dua hal. Sesuatu yang dipertentangkan
adalah dua hal yang memiliki tingkat yang sama. Dan keduanya memiliki persamaan
dan perbedaan.
Kedua, pengembangan paragraf dengna
car apemberian. Contoh-contoh disajikan sebagai gagasan penjelas untuk
mendungku atau memperjelas gagasan umum. Gagasan umum dapat diletakkan pada
awal paragraf atau diakhiri paragraf bergantung pada gaya yang dikehendaki oleh
penulis.
Ketiga, pengembangan paragraf dengan
sebab akibat. Cara sebab akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangna
paragraf cara ini dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan
pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai gagasan penjelas, atau sebaliknya
disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan penyebabnya sebagai
gagasan penjelas.
Keempat, pengembangan paragraf
dengan cara klaisifikasi. Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian
gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci.
Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya. Misalnya, gagasan
utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat diklasifikasikan menjadi X dan Z.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar