Kisah Mengharukan: Ibu Ikhlaskan Mata Ini Untukmu, Nak
Kasih ibu, kepada beta,
Tak
terhingga sepanjang masa.
Hanya
memberi, tak harap kembali
Bagai
sang surya menyinari dunia...
Membaca
syair lagu tersebut serasa merinding seluruh badan. Karena kasih ibu memang
tiada duanya. Demi anaknya, tak sedikit ibu yang mengorbankan apapun yang
dimilikinya.
Diceritakan
kembali dari mulut ke mulut, dan ditulis ulang dengan rapi demi menyentuh
setiap hati pembacanya. Inilah salah satu kisah mengharukan yang menceritakan
besarnya cinta seorang ibu yang rela mendonorkan mata untuk anaknya.
***
Aku
benci ibuku. Ia tak seperti ibu-ibu lainnya yang cantik dan bisa kubanggakan.
Aku selalu malu kalau berjalan dengannya, atau ia menjemputku di sekolah.
Ibuku
memiliki satu mata, penampilannya seadanya saja. Ia bahkan tak jarang
mengenakan baju lusuh yang sudah sobek di beberapa bagiannya.
Karena
ayah telah meninggalkan kami dan tak menafkahi kami, akhirnya ibu melamar
pekerjaan di sekolahku. Ia memasak di kantin demi melayani guru-guru dan murid
di sana. Aku sering sekali berpura-pura tak mengenalnya, karena aku malu. Aku
takut sekali bila teman sekelasku tahu bahwa ia adalah ibuku.
Suatu
hari, ia menyediakan makan siang di kantin sekolah untukku. Disajikannya di
sebuah piring dengan penuh lauk dan dihiasnya cantik. Tak lupa ia mengecup dan
mengusap-usap kepalaku setelah menyodorkan sepiring makan siang itu. Semua
teman yang melihat langsung berkasak-kusuk, dan hal itu membuatku geram.
Sepulang
sekolah, aku memarahinya habis-habisan. "Kau tahu betapa malunya aku tadi?
Kalau memang kau hanya ingin aku ditertawakan oleh teman-temanku, kenapa kau
tidak mati saja?" kataku geram.
Sejak
saat itu ibuku lebih tahu diri. Ia berusaha menjaga jarak denganku kalau di
depan teman-teman. Aku belajar keras untuk selalu mendapatkan ranking dan
beasiswa. Aku ingin sekali segera keluar dari rumah ini.
***
Aku
berhasil mendapatkan pekerjaan top, menikahi istri cantik dan dikaruniai
anak-anak yang lucu. Aku tinggal di rumah yang cukup mewah dan besar.
Suatu
hari, tiba-tiba ibu mengunjungiku tanpa seijinku. Membawakanku setermos sup
hangat yang katanya dimasakkan khusus untuk anak-anakku.
Melihatnya
dengan mata satu yang mengerikan, anak-anakku kaget dan berteriak. Istriku
langsung menggandeng anak-anakku pergi.
Lagi-lagi
aku dibuat malu dan tak tahu harus berbuat apalagi. Aku sudah berbahagia dengan
hidupku saat ini. Tapi mengapa ibu malah mengacaukan hidupku?
Aku
mengusirnya pergi, dan anak-anakku berteriak kegirangan saat tahu aku telah
mengusirnya. "Jangan pernah lagi berani datang ke rumahku dan menakuti
anak-anakku nenek tua!" geramku.
***
Di
suatu sore, tetangga lamaku berkunjung ke rumah dan menyodorkan secarik surat
kepadaku. "Ini dari ibumu. Ibumu telah meninggal dunia," katanya.
Aku
hanya terdiam, tidak menangis dan tidak bertanya banyak kepadanya. Aku hanya
menerima surat itu dan menyimpan di meja kerjaku.
Lama...
aku merasa sangat gelisah. Kemudian aku buka secarik amplop tersebut dan kubaca
setiap deretan hurufnya dengan penuh air mata dan emosi.
Yang tercinta anakku,
Aku selalu memikirkanmu setiap waktu. Dan aku meminta maaf
kalau kedatanganku tempo hari ternyata malah mengganggu keluargamu dan menakuti
anak-anakmu.
Tetapi aku sangat bahagia saat melihatmu sudah hidup bahagia.
Sekalipun aku harus menanggung derita ini, aku rela demi cintaku kepadamu.
Aku tahu bahwa hidupku sudah tidak lama lagi. Sehingga aku
harus meminta maaf karena kau telah banyak menderita semasa kecilmu. Kamu
seringkali malu karena memiliki ibu yang hanya punya satu mata ini.
Ada satu hal yang ingin sekali ibu ceritakan kepadamu...
Saat kau masih balita, kau mendapat kecelakaan dan kehilangan
salah satu mata. Sebagai seorang ibu, aku harus mengambil tindakan itu. Aku
meminta dokter mengambil sebelah mataku untukmu. Aku tahu bahwa aku tak akan
tahan dan tak akan pernah bahagia bila melihatmu harus menanggung ini sendiri.
Sebab itulah, aku selalu menjadi ibu yang menakutkan dan tak bisa membuatmu
bangga, anakku.
Kini aku bangga, dengan pengorbananku ini, aku bisa melihatmu
menjadi orang yang sukses dan bahagia. Aku bahagia bisa membuatmu selalu
melihat dunia.
Berbahagialah selalu anakku,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar