Makalah
Teori Organisasi Umum I (Softskill)
“Arti Penting Kepemimpinan Dalam
Berorganisasi”
Disusun Oleh
Nama :
·
Aji Setyo L (10112527)
·
Bayu Agung
Wismoyojati (11112376)
·
Dhia Shofi
Atikah (11112990)
·
Ikhsan Ramadhan (13112585)
·
Nur Adnan
Prasojo (15112436)
·
Ray Rizki
Dwiputra (16112058)
·
Widya
Nurfitriyani (17112697)
Kelas : 2KA07
Dosen : Ibu Ira Phajar Lestari
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah
Teori Organisasi Umum I (Softskill) yang berjudul “Arti Penting
Kepemimpinan Dalam Organisasi” dan menjadi salah satu tugas dari mata kuliah Teori
Organisasi Umum I (Softskill) ini dengan baik dan lancar.
Penyusunan makalah tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Ibu Ira Phajar Lestari,
selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Organisasi Umum I
(Softskill.
2. Teman – teman yang membantu dan mendorong
serta memberikan informasi yang sangat diperlukan dalam penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan penulis makalah ini pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya sebagai referensi tambahan di bidang ilmu
Teori Organisasi Umum I (Softskill).
Depok, 6 Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar …….…………………………………..…………………………...………..1
Daftar
Isi
……………………………………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
………………………………………………………..…...…...............3
1.2. Rumusan Masalah
…………………………………………………………………...…3
1.3. Tujuan Penulisan
…………………………………………………………………….…4
1.4. Manfaat Penulisan
………………………………………………………….…..……....4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
…………………………………………………………………………….....5
·
Organisasi
……………………………………………………………………....5
·
Kepemimpinan
……………………...………………………………………….5
·
Pemimpin
……………………………………………………………………….6
2.2 Teori-Teori
Kepemimpinan ………………..…………………………………….…………6
2.3 Tipe-Tipe Kepemimpinan …………………....................................................….……...8
2.4 Syarat-syarat pemimpin yang Baik dan Benar ………………....…………………...10
2.5 Karakteristik Seorang Pemimpin …………..………………………………………...10
2.6 Perilaku Pemimpin……………………………………………………………………..11
2.7 Pendekatan Perilaku
Pemimpin……………………………………………………….11
2.8 Fungsi Pemimpin dalam Berorganisasi……………………………………………….12
2.9 Fungsi Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan
………………………………….12
2.10 Hubungan
Peristiwa Yang Terjadi………………...……………………….………..13
2.11 Gambaran Kepemimpinan yang Baik dan Benar………………………………......17
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………………………….………………………….17
3.2. Penutup…………………………………………………………….......……………….20
Daftar Pustaka…………………………………………………………...……...…….……21
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, dalam hidup manusia
selalu berinteraksi dengan sesame serta lingkungannya. Manusia hidup
berkelompok, baik dalam kelompok besar maupun kecil. Hidup dalam kelompok
tidaklah mudah, untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis, anggota
kelompok haruslah saling menghormati dang menghargai. Agar terciptanya suatu
organisasi yang harmonis, maka manusia harus memiliki kelompok dalam suatu
organisasi tertentu. Kepemimpinan merupakan hal yang selalu menarik
dibicarakan. Lebih dari itu, kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan
kelahiran, pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian organisasi. Kemampuan dan
ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas
pemimpin. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang
berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin
yang efektif maka organisasi tersebut akan maju dan mendapatkan simatik dari masyarakat.
Terdapat pengertian yang lain yaitu; kepemimpinan
merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan. Daya tarik ini
didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang
pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa kepemimpinan
merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen organisasi (Suarjaya dan
Akib, Usahawan bulan Nopember 2003: 42). Lebih dari itu, kepemimpinan dan
peranan pemimpin menentukan kelahiran, pertumbuhan dan kedewasaan serta
kematian organisasi.
Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan
adalah faktor penting effektifitas manajer. Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas–kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan,
kemampuan untuk menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Lebih jelasnya mengenai
kepemimpinan dan seperti apa yang memimpin akan di paparkan dalam makalah yang
telah kami susun ini.
1.1
Latar Belakang
Latar Belakang pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas makalah Teori Organisasi Umum I
(Softskill) yang
bertemakan“Arti Penting
Kepemimpinan Dalam Organisasi”, yang diberikan oleh Ibu Ira Phajar
Lestari
untuk lebih memahami Apa itu Arti Penting Kepemimpinan dalam berorganisasi.
1.2Rumusan
Masalah
Dengan
latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat di katakan bahwa
rumusan masalah adalah sebagai berikut:
·
Apa pengertian dari
Organisasi, Pemimpin dan Kepemimpinan ?
·
Apa kriteria pemimpin
yang baik ?
·
Bagaimana teori
munculnya seorang pemimpin ?
·
Apa saja tipe – tipe
kepemimpinan itu dan cirri khusus yang dimilikinya ?
Contoh kasus apa yang terjadi saat ini dengan pembahasan makalah ?
Contoh kasus apa yang terjadi saat ini dengan pembahasan makalah ?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk saling berbagi informasi pada mahasiswa
lain bagaimana menjadi pemimpin yang baik khususnya
untuk diri sendiri, umumnya dalam berorganisasi dan untuk menganalisis
arti penting kepemimpinan dalam organisasi dan kaitannya dengan masalah yang
baru saja terjadi.
1.4
Manfaat Penulisan
·
Mengetahui apa
itu Arti Penting Kepemimpinan dalam Beroganisasi
·
Menerapkan sikap berkepemimpinan khususnya
untuk diri sendiri, umumnya dalam berorganisasi
·
Mengetahui dan dapat
menganalisis arti penting kepemimpinan dalam organisasi dan kaitannya dengan
masalah yang baru saja terjadi.
BAB II
ISI/ PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Organisasi
adalah alat dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang atau lebih
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka dipilihlah seorang pemimpin sebagai penggerak atau motivator
dalam organisasi.
Kepemimpinan
adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu
atau tidak mangerjakan sesuatu.
Terdapat
dua hal penting dari kepemimpianan yaitu :
a.
Kepemimpinan sangat berkaitan erat
dengan hal mempengaruhi.
b.
kepemimpinan adalah bagaimana mempengaruhi
orang lain tanpa paksaan
tetapi dalam hal merumuskan
pengertian dari kepemimpinan ini, tentu berbeda tergantung dari sudut mana
seseorang melihatnya. berikut beberapa definisi dari kepemimpinan:
1. Koontz
& O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi
sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih
tujuan kelompoknya.
2. Wexley
& Yuki [1977], kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang lain untuk
lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku
mereka.
3. Georger
R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia
berusaha mencapai tujuan bersama.
4. Pendapat
lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi
orang atau sekelompok orang.
Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya para ahli tersebut melihat dari sudut pandang
bagaimana mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. namun ada pendapat
para ahli lain yang melihat kepemimpinan dari sudut pandang yang berbeda,
seperti :
1.
Fiedler [1967], kepemimpinan pada dasarnya merupakan
pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan
pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan
2.
John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan
mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan
yang di kehendaki.
3.
Davis [1977], mendefinisikan kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan
penuh semangat .
4.
Ott [1996], kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai
proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap,
kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain.
5.
Locke et.al. [1991], mendefinisikan kepemimpinan merupakan
proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama
Pemimpin sendiri
adalah seseorang yang bertanggung jawab atas suatu organisasi dalam mencapai
tujuan tertentu. Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin yang baik setidaknya
memenuhi beberapa kriteria,yaitu :
1. Pengaruh
: Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya
yang turut membesarkan nama sang pimpinan.
2. Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya
diikuti oleh orang lain karena dia memiliki kekuasaan/power yang membuat orang
lain menghargai keberadaannya.
3. Wewenang
: Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin
untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan.
4. Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki
pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin
apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi
dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin.
Dalam
hal ini pemimpin pun harus memiliki pengetahuan yang luas dan berpendidikan,
Bertanggung jawab, dapat dipercaya, tertib dan teratur, dapat mengatur waktunya
dengan baik, keputusan dan dapat memberi contoh terhadap suatu golongan atau
organisasi tertentu dikarenakan adanya kekuasaan untuk mencapai suatu tujuan
bersama.
2.2 Teori-Teori
Kepemimpinan
Beberapa ahli mungkin
sudah mekemukakan bagaimana timbulnya seorang pemimpin dalam suatu organisasi.
Dan isi dari teori yang satu dengan lainnya pun tidak sama. Dari bebrapa teori
yang dikemukakan ada 3 yang sering dipelajari yaitu:
- Teori Genetie -> bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin
- Teori Sosial -> Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made and not born”. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
- Teori Ekologis -> Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Didalam
Teori Kepemimpinan terdapat :
·
Teori
Sifat Kepemimpinan (Traist Theory)
Teori ini
bertitik tolak dari asumsi bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sisfat-sifatnya. Sifat tersebut dapat berupa sifat fisik maupun sifat
psikologis. Dari hasil penelitian Charles dan David disimpulkan bahwa, ada Lima
sifat yang dapat menyebabkan keberhasilan kepemimpinan, yaitu :
a) Intelegensia : Para pemimpin pada umumnya
relatif harus lebih cerdas dari orang-orang yang dipimpinya.
b) Visioner : Pemimpin harus memiliki kematangag dan
keluasan pandangan sosial. Secara emosional para pemimpin harus mampu melihat
suatu masalah secara utuh dan memiliki control yang baik dalam mengendalikan
kondisi yang kritis.
c) Percaya Diri : Pemimpin harus memiliki
kepercayaan diri dan keyakinan terhadap diri sendiri yang didukung oleh
kemampuan untuk menganalisis potensi, kekuatan, kelemahan dan yang dimiliki
sehingga dapat memaksimalkan potensi dalam dirinya dan mengantisipasi
kekurangan yang dimiliki.
d) Motivasi : Pemimpin memiliki dorongan semangat
yang sangat kuat dari dalam dirinya untuk senantiasa tampil sebagai solusi dari
setiap permasalahan yang ada, dan memiliki konsep problem solving yang jelas
terhadap suatu masalah yang dihadapi.
e) Komunikatif : Pemimpin harus memiliki
kemampuan melakukan hubungan dan komunikasi dengan setiap orang dengan tipe
apapun. Hal yang harus difahami bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus
didukung oleh orang lain sehingga seorang pemimpin harus memiliki kemampuan
memahami individu yang dipimpinnya.
·
Teori
Situasional (Situasional Theory)
Teori ini
berpendapat bahwa keberhasilan seorang pemimpin disebabkan oleh situasi yang
ada disekitarnya, bukan karena sifat-sifatnya, bole dikatakan bahwa teori ini
mengamsusikan bahwa seorang pemimpin dapat berhasil karena “ kebetulan” situasi
disekitarnya mendukung. Menurut teori ini, ada beberapa faktor yang menjadikan
seorang pemimpin berhasil secara kebetulan :
a) Sejarah organisasi : seorang
pemimpin berhasil karena dia kebetulan memimpin organisasi yang awalnya sudah
berhasil dan memiliki nama besar, bukan karena prestasi dia sebagai pimpinan di
organisasi tersebut.
b) Umur dari Pejabat lama : seorang
pemimpin menjadi berhasil karena adanya “warisan” dari pemimpin sebelumnya yang
kebetulan menjadi seniornya dan karena masa kepemimpinan pimpinan yang lama telah
usai, maka dialah yang berhak mewarisi kepemimpinan tersebut dengan segala nama
besar pemimpin sebelumnya.
c) Masyarakat Sekitar : Secara
kebetulan masyarakat yang dipimpinnya adalah masyarakat yang turut dan patuh
terhadap apapun yang menjadi keputusannya.
d) Beban Kerja : Seorang pemimpin dinilai
berhasil karena kebetulan beban kerja yang menjadi tanggungjawabnya sangat
ringan dan tidak memiliki tantangan sedikit pun sehingga dengan mudah
diselesaikan tanpa halangan sedikitpun.
e) Susana Psikologis : Pemimpin
juga biasanya secara kebetulan diuntungkan oleh bawahan yang dipimpin, ada
kalanya seorang pemimpin hanya membawahi orang-orang “biasa “ yang menerima
segala sesuatu apa adanya dan sama sekali tidak memiliki daya kritis sedikit
pun terhadap kebijakan yang ada dalam organisasi, sehingga organisasi dalam
keadaan terkendali dan pemimpinnya dianggap berhasil.
f)
Jenis
Organisasi : Keberhasilan
Pemimpin juga karena kebetulan organisasi yang dipimpin hanya dalam skala kecil
sehingga masalah yang dihadapi tidak kompleks, bahkan hampir dikatakan
organisasi yang dipimpinnya tidak pernah menemui kendala sedikitpun.
g) Ketersediaan Waktu : Kepemimpinan
seseorang dianggap berhasil karena kebetulan dia mengambil keputusan yang
tepat, ini karena waktu yang digunakan untuk memutuskan sesuatu sangat luas dan
tidak mendesak sehingga keputusan yang diambil dapat dipikirkan dengan tenang,
lain halnya bila waktu yang dibutuhkan untuk memutuskan sesuatu sangat sempit
dan mendesak, pasti hasilnya tidak maksimal.
2.3 Tipe-Tipe
Kepemimpinan
Dalam berorganisasi
tentu kita mempunyai seorang pemimpin, dan tentunya mempunyai cara kepemimpinan
yang khas. Berikut tipe-tipe kepemimpinan tersebut:
1. Tipe
Kepemimpinan Kharismatis
Tipe
kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan
kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik
memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2. Tipe
Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan
paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan
sifat-sifat sebagai berikut:
a.
Mereka
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan
b.
Mereka
bersikap terlalu melindungi
c.
Mereka jarang
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri
d.
Mereka hampir
tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif
e.
Mereka
memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau
bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri
f.
Selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh
beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam
kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu
melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
3. Tipe
Kepemimpinan Militeristik
Tipe
kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
a.
lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando,
keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana
b.
menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan
c.
sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual
dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan
d.
menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari
bawahannya
e.
tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan
kritikan-kritikan dari bawahannya
f.
komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe
Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan
otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
a. mendasarkan
diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi
b. pemimpinnya
selalu berperan sebagai pemain tunggal
c. berambisi
untuk merajai situasi
d. setiap
perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri
e. bawahan
tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang
akan dilakukan
f. semua pujian
dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi
g. adanya sikap
eksklusivisme
h. selalu ingin
berkuasa secara absolute
i.
sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat
dan kaku
j.
pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila
mereka patuh.
5. Tipe
Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe
kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya
dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi
sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab
harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai
simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa
mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu
menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya
diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh
karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
6. Tipe
Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan
populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan
jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7. Tipe
Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan
tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari
teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan
dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem
administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe
kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi,
indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8. Tipe
Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan
demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok.
Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan
sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya
masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin
pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
2.4 Syarat-syarat
Pemimpin yang Baik dan Benar
Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang
berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki
ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli
mengenai syarat-syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan
tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
a.
Pendidikan
umum yang luas.
b.
Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
c.
Kemampuan
berkembang secara mental
d.
Ingin
tahu
e.
Kemampuan
analistis
f.
Memiliki
daya ingat yang kuat
g.
Mempunyai
kapasitas integratif
h.
Keterampilan
berkomunikasi
i.
Keterampilan
mendidik
j.
Personalitas
dan objektivitas
k.
Pragmatismo
l.
Mempunyai
naluri untuk prioritas
m.
Sederhana
n.
Berani
o.
Tegas
dan sebagainya.
2.5 Karakteristik Seorang Pemimpin
Didasarkan kepada prinsip-prinsip
(Stephen R. Coney):
1.
Seorang
yang belajar seumur hidup
Tidak hanya
melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar
melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang
baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2.
Berorientasi
pada pelayanan
Seorang pemimpin
tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani
berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin
seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3.
Membawa
energi yang positif
Setiap orang
mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada
keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan
energi positif untuk membangun hubungan baik.
2.6 Perilaku Pemimpin
A.
Kepemimpinan
Suportif
Melibatkan
perilaku pemimpin yang menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan dan kebutuhan pribadi para bawahan.Perilaku
kepemimpinan tersebut terbuka, bersahabat, dan ramah.
B.
Kepemimpinan
Direktif
Muncul ketika
pemimpin memberi tahu para bawahan apa yang harus mereka kerjakan.perilaku
pemimpin meliputi perencanaan,pembuatan jadwal,panentuan tujuan-tujuan kerja dan standar-standar perilaku serta penekanan ketaatan pada
peraturan-peraturan.
C.
Kepemimpinan
Partisipatif
Berarti pemimpin
berkonsultasi dengan para bawahannya tentang keputusan-keputusan. Perilaku
pemimpin terdiri atas menanyakan opinidan saran,mendorong partisipasi dalam
pembuatan keputusan ,dan menemui para bawahan di lingkungan kerja.
D.
Kepemimpinan
yang Berorientasi pada Pencapaian
Muncul ketika
pemimpin menentukan tujuan yang jelas dan menantang bagi para bawahan. Perilaku
pemimpin menekankan kinerja kualitas tinggi dan peningkatan kinerja saat ini.
2.7 Pendekatan Perilaku Pemimpin
Perilaku utama seorang pemimpin itu terbagi dua
yaitu:
A.
Pertimbangan
Yaitu tipe perilaku yang mendeskripsikan sejauh mana pemimpin sensitif thd para bawahan,menghormati ide-ide dan perasaan mereka,serta membangun kepercayaan mutual.
Yaitu tipe perilaku yang mendeskripsikan sejauh mana pemimpin sensitif thd para bawahan,menghormati ide-ide dan perasaan mereka,serta membangun kepercayaan mutual.
B.
Struktur
awal
Yaitu tipe
perilaku pemimpin yang mendeskripsikan sejauh mana pemimpin berorientasi pada
tugas dan mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja bawahan untuk mencapai tujuan.
2.8 Fungsi
Pemimpin dalam
Organisasi
Tugas pokok
seorang pemimpin pada dasarnya adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang
terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.
Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan
seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar
orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di
samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan
hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin dalam
sebuah organisasi meliputi: pengambilan keputusan, menetapkan sasaran dan
menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja,
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan
atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
2.9 Fungsi
Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan
Salah satu fungsi pemimpin dalam manajemen adalah mengambil
keputusan secara efektif. Keberadaan sumber-sumber, biaya, bahan, keahlian,
tenaga, pengetahuan, waktu dan ruang sangat terbatas, oleh karena itu timbulah
pengambilan keputusan.
Fungsi
kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua hal pokok, yakni:
(1)
fungsi yang berkaitan dengan tugas yang disebut fungsi pemecahan masalah
(2)
fungsi pemeliharaan kelompok yang disebut fungsi sosial
Langkah
pengambilan keputusan bervariasi, meskipun demikian secara umum meliputi :
- Merumuskan masalah
- Merumuskan hasil yang diharapkan
- Mengembangkan pilihan penyelesaian
- Mengetahui apa yang harus dilaksnakan setelah keputusan diambil.
Dibawah ini merupakan beberapa contohkasus pemimpin
dalam berorganisasi :
ü Contoh
Kasus Pada Prilaku Individu
ketika sedang mengikuti perkuliahan softskill, dosen
ingin menjelaskan materinya dengan menggunakan OHP, ada seorang mahasiswa yang
sadar kemudian dia berjalan ke depan dan meminta ijin kepada dosen untuk
membantu mempersiapkan OHP dan mematikan sebagian lampu yang menyala agar
materi yang berada di OHP dapat terlihat jelas dan mahasiswa lebih nyaman dalam
mengikuti perkuliahan.
ü Contoh
Kasus Pada Kelompok atau Interpersonal
Kelompok
didalam universitas yang terdiri dari dosen, mahasiswa, karyawan dan pemimpin
kampus harus dapat saling bekerja sama untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Organisasi akan cepat mencapai tujuanya apa bila ada keterpaduan antara tujuan
kelompok tersebut dengan tujuan organisasi.
Keterpaduan
dalam kerjasama antara kelompok dalam organisasi tidak mungkin didapatkan
apabila tidak ada keterpaduan individu-individu dalam sebuah kelompok. Tidak
hanya ketepaduan antara individu dalam kelompok tersebut, tetapi harus ada
komitmen yang sama antar anggota kelompok. Contoh Kasus : Masalah pemukulan
yang dilakukan oleh dosen (seorang individu bagian dari kelompok dosen)
terhadap seorang mahasiswa (Seorang individu yang merupakan bagian dari
kelompok mahasiswa). Ini disebut juga konflik antar individu yang ada dalam
sebuah organisasi. Menurut Kast (2000), konflik antar individu dalam organisasi
disebabkan oleh perbedaan peranan dan kepribadian. Jelas bahwa antara dosen dan
mahasiswa mempunyai peran yang berbeda. Dosen mempunyai peranan untuk mengajar
dan mendidik mahasiswa, sedangkan mahasiswa mempunyai peranan untuk menghargai
dosen dan partisipatif aktif dalam perkulihan. Perbedaan peranan tersebut
memang sudah diatur oleh organisasi agar spesialisasi dalam sebuah kelompok
dapat membantu untuk melakukan tugasnya dengan efektif dan efisien. Maka dari
itu setiap individu harus mengetahui dan belajar apa itu Arti Penting
Kepemimpinan Dalam Berorganisasi, agar suatu saat nanti setelah kita terjun di
dunia organisasi kita dapat menyatukan perbedaan dari setiap individu yang ada
menjadi kesatuan yang utuh dalam berorganisasi.
2.10 Hubungan Peristiwa yang Terjadi
KASUS I
Contoh
Peristiwa atau kasus yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam berorganisasi.
Belum lama ini Partai Demokrat kocar – kacir karena pengakuan dari salah seorang mantan Bendahara Umumnya Muhammad Nazaruddin mantan yang menyebutkan bahwa banyak anggota dari partai tersebut yang terlibat kasus korupsi Wisma Atlet. Nazaruddin yang juga terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games itu mengaku tahu banyak soal Anas Urbaningrum (Ketua Umum DPP Partai Demokrat) tetapi tiap kali ditanya kasus apa saja yang menjerat Anas, Nazaruddin enggan mengungkapnya sekarang. Selama ini Nazaruddin kerap menuding Anas terlibat sejumlah kasus dugaan korupsi. Dia mengatakan Anas menerima uang Rp 50 Miliar terkait proyek pembangunan pusat olahraga, Hambalang, Jawa Barat dan mendapat uang Rp 80 Miliar dari dua proyek PLN di Kalimantan dan Riau. Belakangan, Yulianis saat bersaksi di persidangan mengungkapkan adanya aliran dana Permai Group senilai Rp 150 juta kepada Anas Urbaningrum saat Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Yulianis juga menyebutkan adanya dana Rp 100 juta ke Ansi Mallarangeng, yang juga mencalonkan diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Denokrat. Selain itu, Yulianis mengungkapkan adanya gelontoran uang Rp 30 Miliar dan 5 Juta dollar AS ke kongres Partai Demokrat. Dalam kongres tersebut Anas terpilih sebagai ketua umum. Nazaruddin juga sempat menyinggung masalah ini, katanya masalah ini adalah masalah personal yang tidak ada kaitannya dengan Partai.
Belum lama ini Partai Demokrat kocar – kacir karena pengakuan dari salah seorang mantan Bendahara Umumnya Muhammad Nazaruddin mantan yang menyebutkan bahwa banyak anggota dari partai tersebut yang terlibat kasus korupsi Wisma Atlet. Nazaruddin yang juga terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games itu mengaku tahu banyak soal Anas Urbaningrum (Ketua Umum DPP Partai Demokrat) tetapi tiap kali ditanya kasus apa saja yang menjerat Anas, Nazaruddin enggan mengungkapnya sekarang. Selama ini Nazaruddin kerap menuding Anas terlibat sejumlah kasus dugaan korupsi. Dia mengatakan Anas menerima uang Rp 50 Miliar terkait proyek pembangunan pusat olahraga, Hambalang, Jawa Barat dan mendapat uang Rp 80 Miliar dari dua proyek PLN di Kalimantan dan Riau. Belakangan, Yulianis saat bersaksi di persidangan mengungkapkan adanya aliran dana Permai Group senilai Rp 150 juta kepada Anas Urbaningrum saat Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Yulianis juga menyebutkan adanya dana Rp 100 juta ke Ansi Mallarangeng, yang juga mencalonkan diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Denokrat. Selain itu, Yulianis mengungkapkan adanya gelontoran uang Rp 30 Miliar dan 5 Juta dollar AS ke kongres Partai Demokrat. Dalam kongres tersebut Anas terpilih sebagai ketua umum. Nazaruddin juga sempat menyinggung masalah ini, katanya masalah ini adalah masalah personal yang tidak ada kaitannya dengan Partai.
Berdasarkan
kasus di atas dapat digambarkan jika suatu organisasi/partai memiliki anggota
yang terseret kasus korupsi ataupun masalah lainnya yang merugikan
partai/organisasi maka seorang pemimpin harus tegas memberikan sanksi terhadap
anggotanya tersebut karena hal tersebut pastinya akan menghambat tujuan dari
organisasi/partai. Disini ketegasan pemimimpin sangatlah menentukkan, jika
pemimpin tersebut memiliki tipe kepemimpinan yang Fathernalistik bisa
diperkirakan pemimimpin tersebut tidak akan memberikan sanksi berat terhadap
anggotanya. Mungkin saja pemimpin bertipe kepemimpinan Fathernalistik ini akan
memaafkan anggotanya dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.
Hal ini sangatlah tidak efektif, jika anggota yang merugikan partai/organisasi
terus menerus dimanjakan tentunya mereka sebagai anggota tidak akan berkembang.
Beda halnya jika pemimpin organisasi/partai tersebut memiliki tipe kepemimpinan
yang demokrtis, disini mungkin pemimpin tersebut akan melibatkan anggota
lainnya dalam pegambilan keputusan terhadap kasus korupsi yang melibatkan
anggota organisasi/partai. Meskipun melibatkan anggota lainnya tentu saja andil
terbesar dalam pengambilan keputusan berada di tangan pemimpin. Disini
seharusnya pemimpin bersikap objektif terhadap kasus yang menimpa anggotanya.
Di kasus lain jika seorang calon pemimpin melakukan jalan pintas dalam
pemilihan dirinya sebagai pemimpin organisasi/partai ini jelas tidak benar
karena masa depan organisasi/partai berada di tangan pemimpinnya, apabila
pemimpinnya saja melakukan cara pintas untuk mendapatkan kekuasaan bagaimana
dia bisa memberikan contoh yang baik kepada anggotanya. Seorang yang seperti
ini tidaklah pantas untuk dijadikan seorang pemimpin karena mereka tidak akan
memimpin organisasi/partai dengan baik, mereka cenderung mementingkan
pribadinya sendiri dibandingkan dengan kepentingan organisasi/partai. Jelas
jika organisasi/partai memiliki pemimpin seperti ini organisasi/partai tersebut
tidaklah maju.
Oleh karena itu disini pemimpin yang baik sangatlah penting untuk kemajuan partai. Bukan mereka yang lebih mementingkan kepentingan pribadinya tetapi mereka yang menomor satukan kepentingan bersama untuk mencapai tujuan umum organisasi/partai.
Oleh karena itu disini pemimpin yang baik sangatlah penting untuk kemajuan partai. Bukan mereka yang lebih mementingkan kepentingan pribadinya tetapi mereka yang menomor satukan kepentingan bersama untuk mencapai tujuan umum organisasi/partai.
Lalu Apa hubungannya dengan konflik dalam kepemimpinan?
Ya,
berdasarkan sekilas kutipan pada awal paragraf, kami selaku kelompok 6 ingin
memberikan komentar sedikit tentang kasus yang telah ramai di perbincangkan di berita-berita
Tanah Air, semoga membangun.
1.
Pertama,
menurut kami, kasus Nazarudin kali ini adalah kasus yang memakan banyak
waktru dalam penanganannya,
artinya sama sekali tidak adanya jelas dan lambat dalam menindak
permasalahannya dan para pelaku tindakkannya, karena sampai kami menulis makalah ini, belum ada
penyelesaian yang kongkret, dan berhenti sementara karena bermunculan pemberitaan terbaru
seperti kasus pemboman gereja di Solo dan
kasus pemerkosaan di angkot beberapa waktu lalu.
2.
Kedua,
kebobrokan sebuah hukum di Indonesia ini, apakah sesulit itu menegakkan hukum,
sampai mengurus 1 koruptor saja perlu berbulan – bulan? Coba jika dibandingkan
dengan maling sandal atau maling – maling kecil
lainnya, kami yakin hanya butuh beberapa hari bahkan beberapa jam saja untuk
membuat si maling sudah memelas di penjara. Apakah ini sebuah sistem hukum yang
pantas untuk dibangga – banggakan? Dari peristiwa ini kita dapat melihat
ketidakadilannya di negara hukum kita.
3.
Ketiga,
ketegasan seorang pemimpin dalam mengatur anggotanya. Dan inilah pokok
pembahasan kelompok kami, karena menurut kami seorang pemimpin sangat
berpengaruh atas tindakan dan kelakuan para anggotanya, baik itu dalam
organisasi kecil maupun organisasi besar sekalipun. Jika pemimpin tidak tegas
dan tidak menerapkan hukum yang benar, maka wajar saja jika anggota atau
rakyatnya pun banyak yang menyimpang, karena akibat dari ulah dari si pemimpin
itu sendiri. Oleh karena itu, pemimpin yang benar sangatlah dibutuhkan dalam
sebuah organisasi, baik itu dalam ruang lingkup kecil atau besar sekalipun dan pemimpin yang benar adalah
pemimpin yang dapat mengawasi anggotanya sehingga tidak akan membiarkan
anggotanya melakukan kesalahan sekecil apapun.
KASUS II
Google didenda miliaran rupiah
Google gunakan kamera bergerak untuk
mendapatkan data layanan Street View.
Google
menyetujui untuk membayar denda sebesar US$7 juta atau sekitar Rp67,8 miliar
karena mengumpulkan data pribadi warga tanpa izin sebagai bagian dari layanan
Google Street View.
Dalam sebuah penyelesaian dengan 38
negara bagian AS, perusahaan raksasa internet ini menyepakati untuk menghancurkan
semua sejarah internet, surat elektronik dan kata sandi yang dikumpulkan dari
jaringan nirkabel rumah saat mobil Street View mereka memfoto lingkungan
perumahan diantara tahun 2008 dan 2010.
Google mengatakan merasa senang untuk
menyelesaikan isu ini.
"Kami bekerja keras untuk
mengutamakan hak pribadi di Google. Tetapi dalam kasus ini kami tidak
menjalankannya dengan benar, karena itulah kami dengan cepat mengetatkan sistem
kami untuk mengatasi isu ini,'' kata Google dalam sebuah pernyataan.
"Para pemimpin proyek tidak
pernah menginginkan data ini, dan tidak menggunakannya atau melihatnya. Kami
senang bekerja bersama Jaksa Agung Connecticut George Jepsen dan jaksa agung
negara bagian lainnya untuk mencapai kesepakatan ini.''
Jaksa Agung New York Eric Schneiderman
juga mengumumkan kesepakatan hukum ini.
"Konsumen menginginkan hak untuk
melindungi informasi keuangan dan pribadi mereka dari penggunaan yang tidak
diinginkan dan salah oleh perusahaan seperti Google,'' katanya.
"Penyelesaian hukum ini menekankan
isu pribadi dan perlindungan hak warga yang informasi pribadi mereka
dikumpulkan tanpa persetujuan mereka.''
Kampanye layanan publik
Selain menyetujui untuk menghapus
semua data yang dikumpulkan, Google juga diminta untuk meluncurkan program pelatihan
karyawan tetang penggunaan data pribadi yang harus berlangsung setidaknya
selama 10 tahun.
Google juga harus meluncurkan kampanye
layanan publik untuk mendidik konsumen tentang bagaimana cara untuk mengamankan
informasi pribadi mereka di jaringan nirkabel.
Google sebelumnya menyatakan mereka
mengumpulkan data pribadi melalui jaringan nirkabel karena kesalahan kode dalam
piranti lunak.
Kontroversi ini menyebabkan otoritas
seluruh dunia mendesak Google untuk membuat perubahan.
Denda yang dijatuhkan ke Google ini
merupakan yang terbesar dalam kasus ini kata Jan Dawson, kepala analis
telekomunikasi di perusahaan riset Ovum.
Tetapi Dawson menyebut angka ini masih
dianggap ''kacang'' atau kecil bagi perusahaan raksasa seperti Google.
Lalu Apa hubungannya dengan konflik
dalam kepemimpinan?
Kami
ingin mengomentari kembali pada kasus II ini, semoga apa yang kami tulis
menjadi kritik membangun untuk yang
membacanya.
1.
Pertama,
menurut kami perusahaan google tidak
belajar dari pengalaman sebelumnya. Karena, Google telah berulang kali
disalahkan oleh regulator untuk pelanggaran privasi. Musim panas lalu, raksasa
pencarian ini membayar US$ 22,5 juta untuk menyelesaikan tuduhan dari Federal
Trade Commission untuk pelanggaran privasi dalam pengaturan pada browser
Safari Apple. Apabila belajar dari kesalahan yang pernah terjadi , kami yakin
google akan menjadi lebih baik lagi tanpa harus terlibat kasus yang sama dan
harus menerima denda sebesar miliyaran rupiah, apalagi setau kami google lah
perusahaan terbesar (raksasa internet).
2.
Kedua,
Setelah kelompok kami telusuri lebih jelas, kami menyimpulkan bahwa perusahaan
google tidak menghormati privasi (data
pribadi) dari para konsumen. Karena, Kasus ini bermula dari program Street
View, di mana Google mengerahkan kendaraan khusus untuk memotret perumahan dan
kantor di berbagai tempat di dunia. Namun, perusahaan ini juga diam-diam
mengumpulkan informasi pribadi seperti e-mail, catatan medis,
keuangan, juga password, melalui program ini dengan cara menyadap
jutaan data terenkripsi dari jaringan nirkabel. Seharusnya Konsumen berhak
mendapat perlindungan privasi (data Pribadi)nya dan semakin besar suatu perusahaan
, harusnya memberikan apresiasi berupa kenyamanan dan kepercayaan konsumennya,
agar para konsumen dapat seutuhnya mempercayai dan nyaman terhadap perusahaan
tersebut.
Dari
sini kita dapat lihat bahwa dalam perusahaan google tidak mencerminkan karakteristik
pimpinan berorientasi pada pelayanan, karena dalam memberi pelayanan, pemimpin
seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik untuk kemajuan
perusahaannya dan kenyamanan para konsumennya.
3.
Tiga, dalam penyelesaian kasus ini
kelompok kami mendapatkan hasil yang kongkret. karena, perusahaan google
menyadari akan kesalahannya. kata Google dalam
sebuah pernyataan “Kami bekerja keras untuk mengutamakan hak pribadi di Google.
Tetapi dalam kasus ini kami tidak menjalankannya dengan benar, karena itulah
kami dengan cepat mengetatkan system kami untuk mengatasi isu ini,'' dan google menyetujui untuk membayar denda
sebesar US$7 juta atau sekitar Rp67,8 miliar karena mengumpulkan data pribadi
warga tanpa izin sebagai bagian dari layanan Google Street View. Jaksa Negara
Bagian Massachusetts, Martha Coakley, mengatakan Bay State akan menerima
sekitar US$ 327 ribu sebagai bagian dari penyelesaian masalah ini.
2.11 Gambaran Kepemimpinan yang Baik dan
Benar
Sri Mulyani Indrawati lahir di
Bandar Lampung, 26 Agustus 1962. Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan, dia
menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari
Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi
di Indonesia. Ia menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5
Desember 2005, Sri Mulyani ditunjuk menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf
Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur
Bank Indonesia. Pada tahun 2010, Sri Mulyani menjadi tokoh yang hangat
diperbincangkan berkaitan dengan kasus Bank Century. Di
tengah penyelidikan kasus tersebut tiba-tiba Bank Dunia menunjuknya sebagai
Direktur Pelaksana di Bank Dunia. Sri Mulyani menjadi
satu-satunya perempuan pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank
Dunia yang membawahi 70 lebih negara.
Sri Mulyani berhasil mencatat
beberapa prestasi penting di bidang pembangunan ekonomi dan good governance.
Salah satunya ialah keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di Departemen
Keuangan melalui terbentuknya transparansi dan akuntabilitas di internal
departemen, upaya itu sekaligus dapat menjadi landasan untuk membuat kebijakan
fiskal yang lebih baik di masa depan. Sri Mulyani juga berhasil meningkatkan
penerimaan negara dari pajak selama kepemimpinannya. Keberhasilan Direktorat
Jenderal Pajak menambah jumlah pemegang nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan
kebijakan sunset policy diyakini juga tidak terlepas dari perannya.
Mulai diberikannya insentif fiskal bagi beberapa sektor dan komoditas yang
berpotensi ekspor ataupun menyerap tenaga kerja, adalah hasil penting lain yang
dihasilkan dalam rangka menjadikan pajak sebagai salah satu motor pertumbuhan
ekonomi nasional. Sri Mulyani juga berkomitmen dalam upaya pembangunan keuangan
daerah melalui desentralisasi fiskal dan juga bisa bersikap tegas ketika ada
daerah yang terlambat membelanjakan anggaran. Pada 2007, Depkeu mulai
menerapkan sanksi pada daerah-daerah yang kurang disiplin dalam mengelola APBD,
seperti keterlambatan penetapan APBD ataupun kegagalan dalam mengelola DAK.
Kepemimpinan Sri Mulyani tak
hanya diakui di tingkat kementerian keuangan yang dipimpinnya dan di tingkat
nasional. Sosoknya juga cemerlang di kancah internasional. Pengaruhnya sangat
besar dalam sejumlah forum ekonomi baik dengan negara-negara maju maupun sesama
negara berkembang, misalnya, dalam forum G-20. Ada beberapa forum dalam
lingkup G-20 yang merupakan hasil inisiatif Indonesia dan didorong oleh
prakarsa Sri Mulyani, seperti forum Bali Dialogue of Climate Change.
Para pegawai yang bekerja bersama Sri Mulyani
menyatakan bahwa dia adalah orang yang tegas dan disiplin, rasional tapi juga
tulus. Sri Mulyani dengan tegas, berani mereformasi seluruh struktur
keoorganisasian yang menjadi inti unit kerja di kementerian keuangan dan
membuat banyak terobosan dalam kebijakan serta berani mengambil risiko
yang tinggi, misalnya keputusan menyelamatkan Bank Century. Sri Mulyani
dinilai mampu menggawangi perekonomian Indonesia yang merupakan salah satu yang
terbesar di dunia hingga mampu melampaui krisis. “Di dalam pengelolaan ekonomi,
Indonesia diakui mengalami banyak kemajuan, baik itu ekonomi makro maupun dari
sektor riil. Baik dari indikator-indikator yang mudah dilihat maupun yang
relative susah dilihat, seperti masalah confident dan persepsi,” kata
Sri Mulyani. “Dan diakui, penyumbang terbesar dari kemajuan itu adalah dari
Kementerian Keuangan,” tambahnya lagi.
Kalangan ekonom menilai
pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan menyusul posisi
barunya sebagai pejabat tinggi di Bank Dunia merupakan solusi terbaik di tengah
tekanan poltik mengenai kasus Bank Century, kerja keras Sri Mulyani didukung
oleh para pegawainya. Dalam kebijakan fiskal di masa kepemimpinannya, di
Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan reformasi jilid II dengan memperbaiki
system data base, dengan melakukan intesifikasi dan ekstensifikasi dengan
menggunakan based marking profiling, dan sisi governence tata
kelola untuk mengurangi penyelewengan maupun tindakan-tindakan yang tidak baik
dari fiskus maupun wajib pajak. Di bidang perbendaharaan, sudah banyak
reformasi yang dilakukan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sehingga akan
ada percepatan treasury function, pelayanan yang baik mulai dari
penggunaan anggaran, pengelolaannya dan juga reportingnya.
Sri Mulyani adalah seorang
pemimpin transformasional dan sekaligus pemimpin transaksional yang
berkarakter, dia memegang teguh etika kerjanya dan memiliki integritas yang
kuat sehingga terkenal sebagai pemimpin yang bersih dari faktor KKN (kolusi,
korupsi dan nepotisme). Dia berani mengambil resiko, melawan arus birokrasi
yang ada yang sudah berjalan bertahun-tahun dan mengakar dengan kuat dengan
cara melakukan pembaharuan dan reformasi proses birokrasi di departemen
keuangan dan departemen terkait lainnya, seperti bea cukai, perpajakan, yang
terkenal kuat dengan citra KKN. Sri Mulyani juga menerapkan sistem reward
dan punishment untuk memacu proses reformasi birokrasi (misal;
menaikkan pendapatan pegawai departemen keuangan tetapi menekankan transparansi
dan akuntabilitas pegawai; mendorong setiap daerah agar menerapkan
desentralisasi fiskal tetapi juga bersikap tegas ketika ada daerah yang
terlambat membelanjakan anggaran). Tidaklah mengherankan bila kemudian dia
mendapatkan beberapa penghargaan internasional atas prestasinya memimpin
departemen keuangan dan sebagai mentri koordinator perekonomian sebagai mentri
keuangan terbaik Asia tahun 2006, dan beberapa penghargaan internasional
lainnya yang sangat membanggakan bangsa Indonesia.
Sri Mulyani menjalankan gaya
kepemimpinan yang transaksional dan transformasional pada saat yang bersamaan
selama masa kepemimpinannya. Kepemimpinan transaksionalnya terlihat pada saat
dia menekankan agar pegawainya bersikap terbuka, akuntabel dan melayani
publik dan dia juga memberikan peningkatan remunerasi sebagai imbalannya,
sedangkan untuk kepemimpinan transformasionalnya saat dia melakukan pembaharuan
dan reformasi birokrasi didepartemen-departemen yang dipimpinnya, dia
memberikan contoh tentang apa yang harus dilakukan, dia mendorong agar anak
buahnya menjadi lebih baik dan bertransformasi meninggalkan citra yang buruk,
dia menginspirasi orang banyak untuk mempertahankan inegritas dan etika yang
baik sebagai pejabat publik.
Sri Mulyani juga telah
membuktikan bahwa dia mempunyai kualitas-kualitas dan ciri-ciri sebagai
pemimpin yang efektif; seperti berintegritas, beretika, mempunyai visi dan misi
yang jelas, berani membuat tindakan/keputusan, berani menempuh resiko,
memberikan rewards dan punishment, membawa dan melakukan
perubahan, memenuhi target yang diharapkan, dan bertanggung-jawab dan akuntabel
atas keputusannya, serta masih banyak lagi kualitas lainnya. Dari segi
kompetensi inti atau skill, Sri Mulyani memiliki intelektualitas dan pengalaman
dibidang perekonomian dan dunia internasional yang sangat baik bahkan diakui
oleh pihak internasional serta memiliki kemampuan konseptual yang baik.
Kesimpulan
:
Sri Mulyani
adalah salah satu wanita dengan gaya kepemimpinan yang baik. SMI memiliki
integritas dan kualitas yang mampu membawanya hingga ke Bank Dunia. Dengan
kemampuan dan ilmu yang dimilikinya, SMI mampu menjadi pemimpin yang
berkualitas dan juga disegani oleh para bawahannya. Sri Mulyani memenuhi beberapa teori kepemimpinan yang
ada, yaitu :
ü
Trait
Theory:
Pemimpin
memiliki ciri-ciri kepribadian & karaktek yang berbeda dengan orang
kebanyakan.
Sri Mulyani
memiliki karakteristik yang kuat, tegas dan juga kharismatik yang banyak
membuat orang lain berdecak kagum melihat berbagai prestasinya di bidang
ekonomi.
ü
Situational
Theory:
Kepemimpian
dipengaruhi oleh situasi dimana faktor-faktor tertentu dari situasi menentukan
ciri-ciri pemimpin yang sesuai untuk situasi tersebut.
Sri Mulyani
mampu menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang bijak dan cerdas yang
membuatnya di segani oleh bawahannnya dan juga tokoh lain di bidang yang sama
dengannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
dari pembahasan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka pada bagian penutup
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Pemimpin
yang baik sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi. Jika dalam suatu
organisasi tidak adanya sosok pemimpin yang baik dan benar maka dapat menimbulkan masalah. Tidak semua tipe
kepemimpinan itu baik dan cocok diterapkan pada suatu organisasi tertentu.
Selain di tangan anggota, masa depan organisasi bergantung pada pemimpin itu
sendiri, dengan begitu maka dapat memajukan organisasi tersebut. Pemimpin yang
baik akan menjadi contoh bagi para anggotanya.
3.2 Penutup
Terimakasih
atas perhatian untuk membaca makalah kami. Maaf atas kesalahan yang ada dalam
makalah kami. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah
kami. Untuk itu kami memohon kritik dan saran agar dapat diperbaiki. Terima
Kasih.
Daftar Pustaka
ü http://tirzarest.wordpress.com/2011/12/21/teori-dan-tipe-kepemimpinan/
ü http://nasional.kompas.com/read/2011/02/14/1857454